Oleh Lilis Gobel (Penikmat Senja)
Aksara selayak bait mati,
Menitip kicau pada burung pagi
Ribuan kilometer yang ditempuh narasinya
Sia-sia,
Tak menjadikannya nyata memeluk rindu
Yang tersuara.
Dan pada senja, rasa itu selalu menitip kembali
Tentang sebuah waktu yang ingin berbicara
Menunggui setiap gamang malam
Dalam lebam-lebam puisi yang terdiam
Selayak gulita menyandang nyeri menanti cahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengapa asa diceruk atma
Sedang tatap adalah sebuah kehilangan
Mencari bilah tabir bilakah mengijinkan
Membawa sepenggal sajak tak berwarna dan bernama.
Tentangmu mungkin kekisah mengurut lelah
Menanti istirahatnya rasa yang kian pongah
Sejenak meninabobokan rindu ini
Agar ketikanya esok mampu tersapa kembali
Ketika pagi ada, anggaplah aku memelukmu lagi.