Trilogis.id (Sulteng) – Selain Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG), Huyula Heluma Lo Hulandalo (Lamahu) merupakan tempat berhimpun bagi masyarakat yang berdarah Gorontalo yang berdomisili diluar Gorontalo.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Lamahu Sulteng, AKBP (Purn.) Hj. Rostin Tumaloto, SH saat Pelantikan Pengurus Lamahu Sulteng Periode 2020-2024 yang di selenggarakan di Gedung SMK Pancasila Palu, Sabtu 20-03-2021.
“Organisasi atau tempat berhimpun bagi masyarakat Gorontalo yang berdomisili di Prov. Sulteng ada dua, yaitu; Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo dan Lamahu, keduanya dibentuk atas dasar kecintaan demi terciptanya rasa saling peduli terhadap sesama masyarakat Gorontalo yang berdomisili di Sulteng”, ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menjadi Ketua Lamahu Sulteng hingga 2024 nanti, dihadapan Pengurus dan Wakil Gubernur, Rostin juga membeberkan Programnya untuk Bulan Ramadhan.
“Lamahu juga memiliki satu program utama, yaitu peduli dhuafa dan tarwih keliling, yang di selenggarakan setiap bulan suci Ramadhan. Program peduli dhuafa ini untuk membagi-bagikan berupa paket sembako bagi masyarakat asal Gorontalo yang kurang mampu”. Bebernya.
Sementara itu, Dr. H. Rusli dg. Palabbi Wakil Gubernur Sulteng menyampaikan dalam sambutannya, mengaku bangga diundang dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan dan melantik pengurus Lamahu Periode 2020-2024.
“sebenarnya saya juga merupakan keturunan asal Gorontalo dari ibu saya, yang berasal dari kampung Bugis (Gorontalo), maka saya bangga bisa berjumpa dengan keluarga besar saya yang di Sulteng,” kata Rusli
Olehnya, Rusli berharap, seluruh masyarakat adar bersatu tanpa membeda-bedakan Suku, Adat, Ras dan Agama.
“Melalui kesempatan ini saya sampaikan bahwa organisasi atau kerukunan manapun yang berdomisili di daerah ini merupakan bagian dari keluarga besar kami, maka dari itu saya berharap hendaknya wadah ini dapat merekatkan dan mempersatukan rasa persaudaraan bagi setiap warga yang di daerah ini, jangan ada rasa saling membeda-bedakan antar suku, adat, golongan dan agama,” pungkasnya.(Rasya/Tr02).