Trilogis.id (Boalemo) – Perihal penjemputan paksa kepada empat orang petani sawit di desa Pangeya, Kecamatan Wonosari sore (2/9) tadi, di Klarifikasi Pihak Polres Boalemo.
Kepada Media, Kasat Reskrim Polres Boalemo, Saiful Kamal menegaskan, pihak Polres Boalemo tidak melakukan paksaan kepada petani yang dimaksud seperti diberitakan dibeberapa media.
“Jadi tidak ada penjemputan paksa. Mereka pun datang karena mau diajak. Dan kami menyesuaikan prosedur saja,” kata Saiful.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirinya menjelaskan bahwa saat ini memang, pihak Polres Boalemo sementara menangani persoalan pengrusakan sawit di Kecamatan Wonosari yang dilaporkan oleh Pihak Perusahaan PT.Agro Artha Surya.
” kami (Polres Boalemo,red) ini lagi menangi kasus pengrusakan sawit antara petani dan perusahaan sawit,” ungkap Saiful.
Dirinya membeberkan, dugaan pengrusakan tanaman sawit oleh petani itu sudah masuk pada tahap penyidikan.
Menurutnya, sejak kemarin, pihak Polres Boalemo telah melakukan panggilan terhadap petani sawit, namun petani yang dipanggil tidak menghadiri panggilan tersebut.
“Kemarin kita sudah panggil dia (petani) itu. Panggilan ke Polres. Karena kita pikir panggilan ini jauh, makanya kita inisiatif untuk ke Polsek saja. Maka kita menunggu di Polsek, tidak hadir sampai sore. Karena kebetulan ada surat lain yang perlu kita antar ke para petani, sehingga penyidik merasa perlu untuk mendatangi rumah petani. Kita tanya kenapa tidak hadir panggilan, ada yang menghalang-halangi katanya. Terus ditanya, mau datang ke Polsek untuk dilakukan pemeriksaan, dan meraka mau, karena mereka mau, ya diajak ke Polsek,” terang Saiful.
Sementara, soal mobil perusahaan yang digunakan oleh pihaknya dalam melakukan penjemputan, dikarenakan perusahaan yang melaporkan, sehingga dibantu agar mempercepat proses penanganannya.
“Terkait dengan kendaraan perusahaan. Tujuan dari perusahaan agar proses ini bisa selsai dengan masyarakat. Olehnya perusahaan memberikan bantuan kendaraan untuk menuju lokasi yang medannya agak sulit ditempuh,” pungkasnya.