Trilogis.id (Sulteng) – Sempat dikabarkan akan didemo oleh sejumlah Pemuda dan Masyarakat seperti dilansir dari beritabanggai.com, kini Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS) kembali disoroti salah satu Pemuda Luwuk.
JOB PMTS yang diketahui berfungsi pada kegiatan eksplorasi dan produksi Migas diminta untuk lebih memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan tersebut.
“Industri Migas tidak bisa dipisahkan dari persoalan lingkungan, JOB PMTS juga seharusnya melakukan hal yang sama”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu diungkapkan Razwin kepada wartawan media ini melalui telepon seluler, senin 22-03-2021.
Razwin yang juga sebagai Advokat itu menilai perusahaan label besar itu jangan hanya mengeruk hasil bumi tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan yang ada wilayah Kecamatan Batui.
Razwin membeberkan, dari hasil investigasinya bahwa saluran pembuangan KP 19 Row Pipeline JOB Tomori itu akan berdampak pada kerusakan lingkungan
“Saluran pembuangan KP 19 Row Pipeline tersebut melintasi wilayah pemukiman dan ujung dari pipa tersebut mengarah ke lahan pertanian warga, apabila terjadi curah hujan yang meningkat dan airnya meluap ke lahan pertanian warga, maka akan berefek pada kerusakan lingkungan dan warga tidak bisa bertani lagi,” bebernya.
Bahkan, jika Pihak Perusahaan tidak serius dalam menangani persoalan yang kini dialami masyarakat karena aktivitas Perusahaan, Razwin mengaku akan meminta pertanggungjawaban atas itu.
“kami meminta kepada Perusahaan juga harus bertanggung jawab apabila akan terjadi dampak yang diakibatkan,” harapnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada Pihak Perusahaan melalui Humasnya, belum memberikan tanggapan terkait hal tersebut. (Rasya/Tr02).