Trilogis.id_(Boalemo) – Camat Botumoito, Jefri Kaluku, angkat bicara perihal pemberitaan bahwa dirinya membubarkan perayaan maulid Nabi di dua mesjid di Desa Tutulo kecamatan Botumoito Seperti diberitakan media ini sebelumnya ( https://trilogis.id/2020/10/31/rayakan-maulid-nabi-2-mesjid-di-botumoito-dibubarkan-camat/ )
Ketika dihubungi sore (mnggu 1/11), Jefri mengaku tidak membubarkan perayaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.
“saya tidak membubarkan. kami hanya mengecek pelaksanaan kegiatan itu. ketika dilokasi, saya hanya berpesan, jika ingin menggelar Dzikir, patuhi Protokol Kesehatan. Saya pun didampingi pihak Polisi, TNI dan Sat Pol PP”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai Camat, dirinya sadar bahwa jabatannya hanya sebagai Pemerintah ditingkat bawah, sebagai bawahan dirinya hanya menjalankan tugas, mengingat surat pemberitahuan Sekda sudah keluar.
Bahkan, Sebelumnya, Pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan Pemerintah Desa dan takmirul mesjid. Pemerintah Desa dan Takmirul bersepakat hanya akan menggelar doa untuk negeri (Du’a Lo Lipu). Namun setelah bagda magrib tiba-tiba Tradisi Dzikir (Dikili) mulai terdengar di mesjid desa Tutulo.
“sebelumnya Pemerintah desa dan Takmirul mesjid sudah saya undang. hasil pertemuannya bahwa jamaah mesjid hanya akan menggelar Du’a Lo Lipu, namun tiba-tiba sudah ada tradisi Dikili oleh masyarakat”.
Sementara disoal terkait informasi jika dirinya nyaris baku hantam dengan masyarakat, Jefri tidak membenarkan hal itu.
“ceritanya ketika kami (Camat, TNI, Polri, Sat POL-PP_red,) melakukan pengecekan, ada salah satu warga yang sudah mengeluarkan kata yang tidak pantas yang terkesan memprovokasi. sempat terjadi adu mulut namun tidak sampai baku hantam. jadi tidak benar jika ada informasi begitu. Terkahir, sebelum meninggalkan tempat itu, kamipun berpesan kepada masyarakat agar tetap mengedepankan protokol Kesehatan,” pungkasnya.