Trilogis.id (Boalemo) – Aksi reaksionis dari Polres Boalemo soal praktek PETI diwilayah Kabupaten Boalemo, mengundang tanda tanya besar dari jumlah kalangan masyarakat.
Pasalnya, berhembus kabar, Pihak Polres sendiri menjadi bagian yang terlibat dalam praktek ilegal tersebut.
Nama Kapolsek Dulupi, Camat hingga pemerintah desa pun sempat disebut-sebut tengah mengendarai aktivitas ekspoitasi alam diwilayah dusun sambati kwcama Dilupi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak tanggung-tanggung, Polres Boalemo berhasil mengamankan 3 alat (eksavator) sekaligus yang kini dalam pengawasan dan pengamanan pihak aparat penegak hukum itu.
Berdasarkan penelusuran dan informasi yang dihimpun dilapangan, ada 2 alat berat yang diduga keras digunakan para pelaku dilokasi PETI dan 1 alat dilakukan pengawasan, namun masih berada diluar kantor Polres Boalemo.
Kendati demikian,1 alat yang diketahui bermerk Volvo dan sudah dipasang garis polisi (Policeline) oleh pihak Polres Boalemo.
Belum diketahui, apa alasan dari pihak Polres Boalemo tidak melakukan penahanan terhadap alat tersebut, Namun berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, penahanan alat-alat tersebut merupakan atensi oleh Polda Gorontalo atas sejumlah praktek PETI yang hangat diberitakan sejumlah media dalam pemberitaan.
Ketika ingin dikonfirmasi kepada Kasat Reskrim Polres Boalemo masih berada diluar daerah, namun pihak media masih akan melaukan koordinasi dan konfirmasi kepada pihak polres terkait kejelasan dari penahanan alat berat tersebut.
Namun, pertanyaan kritris pun muncul soal keterlibatan Kapolsek dulupi yang mengundang sejumlah spekulasi bahwa secara hirarki diduga terkoneksi ketingkat atasnya.
Bahkan, sejumlah aksi protes datang dari mahasiswa yang tergabung dalam HPMIB soal praktek PETI yang diduga menjadi wadah sejumlah bos besar dengan back up dari pihak APH yang akhirnya juga melakukan penahan.
“Mereka yang memberi ijin, mereka pula yang menahan”, lantas bagaimana dengan PETI dilokasi kecamatan Wonosari?
Nanang Syawal juga mengatakan, saat ini pihak Polda Gorontalo tak layak dipercaya, sebab menurutnya pihak Polda tidak melakukan pendalaman hingga melakukan penangkapan terhadap bos-bos besar.
“Kenapa hanya rakyat yang ditahan, harusnya yang dilakukan Polda atau Polres Boalemo melakukan pendalaman hingga penahanan terhadap bos-bos besarnya. bukan hanya alatanya saja,” pungkasnya.
Terhubung kepada Kapolres Boalemo, AKBP. Sigit Rahayudi S.I.K., mengatakan bahwa alat tersebut masih berada di Polres Boalemo. Sementra, untuk aktivi PETI diwilayah Kecamatan Wonosari masih akan dilakukan pengecekan.
”Ok, nanti dicek ya,” tulisnya singkat melalui chatingan Whatapps.